BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian suatu
negara. Sedangkan perusahaan mempunyai kegiatan yang beragam, mulai
perencanaan, proses produksi, personalia, pembelanjaan dan pendistribusian.
Kegiatan-kegiatan tersebut berguna dalam pencapaian tujuan dari suatu
perusahaan.
Pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan adalah keuntungan berupa uang,
apapun bentuk jenis usaha yang dilakukan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,
maka perusahaan harus melaksanakan aktivitasnya dengan lancar cepat dan hemat
biaya, sehingga dapat memenuhi selera konsumen dan mendapat kepercayaan yang
tinggi sebagai salah satu modal yang sangat vital. Dengan adanya kepercayaan
dari konsumen maka dapat dipastikan bahwa produk yang dibuat akan dimanfaatkan
oleh mereka. Untuk menjamin kebutuhan-kebuthan konsumen akan produk yang
diproduksi oleh perusahaan maka perushaan perlu mengontrol persediaan yang ada
agar siap menjawab kebutuhan konsumen setiap saat tepat pada waktunya, oleh
karena itu perusahaan hendaklah menerapkan suatu sistem atau metode yang
efektif guna merespon masalah-masalah yang ada.
Salah satu cara untuk mengendalikan persediaan adalah dengan metode Material
Requierment Planning (MRP). MRP merupakan teknik pendekatan yang bertujuan
meningkatkan produktivitas perusahaan dengan cara menjadwalkan kebutuhan akan
material dan komponen untuk membantu perusahaan dalam mengatasi kebutuhan
minimum dari komponen-komponen yang kebutuhannya dependen dan menjamin
tercapainya produksi akhir. Material Requirement Planning muncul pada tahun
60an oleh Oliver Weight yang berasosiasi dengan Joseph Oirlicky, yang pertama
kali diterapkan di Toyota Company Jepang.
Banyaknya metode dalam manajemen material yang dapat digunakan untuk
menentukan waktu dan volume pengadaan material, mengharuskan para pengambil
keputusan harus menguasai setiap metode pengadaan material dalam manajemen
material, mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap metode serta dapat
menggunakan metode yang tepat sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Salah satu
metode didalam manajemen material adalah Material Requirement Planning
(MRP) yang pada mulanya adalah suatu metode pemesanan material, maka pada saat
ini metode tersebut telah digunakan sebagai alat perencanaan dan pengawasan
terhadap fungsi manajemen. Material requirement planning juga merupakan konsep
dari suatu mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan
diperlukan dan berapa banyak.
Pada perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan yang menghasilkan barang
jadi, proses produksi merupakan kegiatan inti dari perusahaan tersebut.
Produksi bisa berjalan dengan lancar apabila bahan baku yang merupakan input
dari proses produksi tersedia sesuai dengan kebutuhan. Tersedianya bahan baku
tidak lepas dari perencanaan (planning) dan pengendalian (controlling).
Perencanaan bahan baku bermanfaat untuk menjaga kelangsungan proses produksi
yang berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dan untuk mengantisipasi pada
setiap permintaan konsumen yang datang secara tidak terduga. Dengan adanya
persediaan bahan baku maka perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen.
Sistem yang dapat digunakan untuk pengadaan bahan baku adalah MRP (Material
Requirement Planning) atau sistem kebutuhan bahan baku. Sistem MRP dapat
digunakan untuk mengetahui jumlah bahan baku yang akan dipesan sesuai dengan
kebutuhan untuk produksi dengan memperhitungkan juga biaya-biaya yang akan
timbul akibat dari persediaan, seperti biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
I.2 Tujuan
1) .
Mengetahui pengertian dari Material Requirement Planning.
2) . Mampu
menjelaskan tujuan dari Material Requirement Planning
3) . Mampu menjelaskan Kelebihan dan Kekurangan Material
Requirement Planning
4) . Mengetahui
Input, Proses, dan Output dari Material Requirement Planning
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1. Pengertian Material Requirement Planning
Perencanaan kebutuhan material (MRP) dapat
didefinisikan sebagai suatu teknik atau set prosedur yang sistematis untuk
penentuan kuantitas serta waktu dalam proses perencanaan dan pengendalian item
barang (komponen) yang tergantung pada item–item tingkat (level) yang lebih
tinggi (dependent demand). Ada 4 kemampuan yang menjadi ciri utama dari sistem
MRP yaitu:
1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat.
2. Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item.
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan.
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.
2. Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item.
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan.
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.
Perencanaan kebutuhan material atau sering dikenal dengan Material
Requirement Planning (MRP) adalah suatu sistem informasi yang
terkomputerisasi untuk mengatur persediaan permintaan yang dependent dan
mengatur jadwal produksi. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi tingkat persediaan
dan meningkatkan produktivitas. Terdapat dua hal penting dalam MRP yaitu lead
time, dan berapa banyaknya jumlah material yang siap dipesan
Dengan metode MRP dapat memesan sejumlah barang atau persediaan sesuai
dengan jadwal produksi, maka tidak akan ada pembelian barang walaupun
persediaan telah berada pada tingkat terendah. MRP dapat mengatasi
masalah-masalah kompleks dalam persediaan yang memproduksi banyak produk.
Masalah yang ditimbulkannya antara lain kebingungan inefisiensi, pelayanan yang
tidak memuaskan konsumen, dll.
Penentuan kebutuhan material yang pasti dalam proses produksi akan
meminimalkan kerugian yang timbul dalam kaitannya dengan persediaan. Dengan
menggunakan metode MRP untuk melakukan penjadwalan produksi, maka perusahaan
akan menentukan secara tepat perencanaan tanggal penyelesaian pekerjaan yang
realistik, pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya, janji kepada konsumen
dapat ditepati dan waktu tengang pemesanan dapat dikurangi.
II.2. Tujuan Material Requirement Planning
Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1.
Meminimalkan Persediaan
MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan (pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan.
MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan (pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan.
2.
Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman
MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.
MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.
3. Komitmen
yang realistis
Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dilakukan secara lebih realistis. Hal ini mendorong meningkatnya kepuasan dan kepercayaan konsumen.
Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dilakukan secara lebih realistis. Hal ini mendorong meningkatnya kepuasan dan kepercayaan konsumen.
4.
Meningkatkan efisiensi
MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadwal Induk Produksi (JIP).
MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadwal Induk Produksi (JIP).
Dengan
demikian terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan MRP (Material Requirements
Planning), yaitu :
a.
Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat
Kapan pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi (JIP) dapat terpenuhi.
b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.
c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan.
Kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan.
d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.
Kapan pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi (JIP) dapat terpenuhi.
b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.
c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan.
Kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan.
d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.
II.3. Kelebihan dan Kelemahan Material
Requirement Planning
II.3.1. Kelebihan MRP
· Kemampuan memberi harga lebih kompetitif
· Mengurangi harga penjualan
· Mengurangi Inventori
· Pelayanan pelanggan yang lebih baik
· Respon terhadap permintaan pasar lebih baik
· Kemampuan mengubah jadwal induk
· Mengurangi biaya setup
· Mengurangi waktu menganggur
· Memberi catatan kemajuan sehingga manager dapat merencanakan order sebelum
pesanan aktual dirilis
· Memberitahu kapan memperlambat akan sebaik mempercepat
· Menunda atau membatalkan pesanan
· Mengubah kuantitas pesanan
· Memajukan atau menunda batas waktu pesanan
· Membantu perencanaan kapasitas
2.3.2. Kelemahan MRP
Problem utama penggunaan sistem MRP adalah integritas data. Jika terdapat
data salah pada data persediaan, bill material data/master schedule kemudian
juga akan menghasilkan data salah. Problem utama lainnya adalah MRP systems
membutuhkan data spesifik berapa lama perusahaan menggunakan berbagai komponen
dalam memproduksi produk tertentu (asumsi semua variable). Desain sistem ini
juga mengasumsikan bahwa "lead time" dalam proses in manufacturing
sama untuk setiap item produk yang dibuat.
Proses manufaktur yang dimiliki perusahaan mungkin berbeda diberbagai
tempat. Hal ini berakibat terjadinya daftar pesanan yang berbeda karena
perbedaaan jarak yang jauh. The overall ERP system dapat digunakan untuk
mengorganisaisi sediaan dan kebutuhan menurut individu perusaaannya dan
memungkinkan terjadinya komunikasi antar perusahaan sehingga dapat
mendistribuskan setiap komponen pada kebutuan perusahaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebuah sistem enterprise perlu diterapkan
sebelum menerapkan sistem MRP. Sistem ERP system dibutuhkan untuk menghitung
secara reguler dengan benar bagaimana kebutuhan item sebenarnya yang harus
disediakan untuk proses produksi.
MRP tidak mengitung jumlah kapasitas produksi. Meskipun demikian, dalam
jumlah yang besar perlu diterapkan suatu sistem dalam tingkatan lebih lanjut,
yaitu MRP II. MRP II adalah sistem yang mengintegrasikan aspek keuangan. Sistem
ini mencakup perencanaan kapasitas
·
Kegagalan dalam
mengaplikasikan sistem MRP biasanya disebabkan oleh ;
Kurangnya komitmen top manajemen, Kesalahan memandang MRP hanyalah software yang hanya butuh digunakan secara
tepat, integrasi MRP JIT yang tidak tepat, Membutuhkan pengoperasian yang akurat, dan Terlalu kaku.
II.4. Input, Proses, Output Material Requirement
Planning
2.4.1. Input
MRP
Input yang dibutuhkan dalam konsep
MRP, yaitu sebagai berikut :
1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), merupakan ringkasan skedul produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan pesanan pelanggan atau peramalan permintaan. JIP berisi perencanaan secara mendetail mengenai jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta periode waktunya untuk suatu jangka perencanaan dengan memperhatikan kapasitas yang tersedia. Sistem MRP mengasumsikan bahwa pesanan yang dicatat dalam JIP adalah pasti, kendatipun hanya merupakan peramalan.
1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), merupakan ringkasan skedul produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan pesanan pelanggan atau peramalan permintaan. JIP berisi perencanaan secara mendetail mengenai jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta periode waktunya untuk suatu jangka perencanaan dengan memperhatikan kapasitas yang tersedia. Sistem MRP mengasumsikan bahwa pesanan yang dicatat dalam JIP adalah pasti, kendatipun hanya merupakan peramalan.
2. Status Persediaan (Inventory
Master File atau Inventory Status Record), merupakan catatan keadaan persediaan
yang menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan yang berkaitan
dengan:
a. Jumlah persediaan yang dimiliki
pada setiap periode (on hand inventory).
b. Jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan datang (on order inventory).
c. Lead time dari setiap bahan.
b. Jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan datang (on order inventory).
c. Lead time dari setiap bahan.
3. Struktur
Produk (Bill Of Material), merupakan kaitan antara produk dengan komponen
penyusunnya yang memberikan informasi mengenai daftar komponen, campuran bahan dan
bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk. BOM juga memberikan deskripsi,
penjelasan dan kuantitas dari setiap bahan baku yang diperlukan untuk membuat
satu unit produk.
II.4.2. Proses
MRP
Langkah–langkah dasar dalam penyusunan MRP, yaitu
antara lain:
1.
Netting
yaitu proses perhitungan
jumlah kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horison perencanaan yang
besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan jadwal penerimaan
persediaan dan persediaan awal yang tersedia.
2.
Lotting
yaitu penentuan besarnya ukuran
jumlah pesanan (lot size) yang optimal untuk sebuah item berdasarkan kebutuhan
bersih yang dihasilkan.
3.
Offsetting
yaitu proses yang bertujuan untuk
menentukan saat yang tepat melaksanakan rencana pemesanan dalam pemenuhan
kebutuhan bersih. Penentuan rencana saat pemesanan ini diperoleh dengan cara
mengurangkan kebutuhan bersih yang harus tersedia dengan waktu ancang-ancang
(lead time).
4.
Exploding
merupakan proses perhitungan dari
ketiga langkah sebelumnya yaitu netting, lotting dan offsetting yang dilakukan
untuk komponen atau item yang berada pada level dibawahnya berdasarkan atas
rencana pemesanan
II.4.3. Output
MRP
Output MRP sekaligus juga
mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP, yaitu :
1. Planned Order Schedule (Jadwal
Pesanan Terencana) penentuan jumlah kebutuhan material serta waktu pemesanannya
untuk masa yang akan datang.
2. Order Release Report (Laporan
Pengeluaran Pesanan) berguna bagi pembeli yang akan digunakan untuk
bernegoisasi dengan pemasok dan berguna juga bagi manajer manufaktur yang akan
digunakan untuk mengontrol proses produksi.
3. Changes to Planning Orders
(Perubahan terhadap pesanan yang telah direncanakan) yang merefleksikan
pembatalan pesanan, pengurangan pesanan dan pengubahan jumlah pesanan.
4. Performance Report (Laporan
Penampilan), suatu tampilan yang menunjukkan sejauh mana sistem bekerja,
kaitannya dengan kekosongan stok dan ukuran yang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Material
Requirement Planning merupakan suatu sistem yang mengatur bahan-bahan material
yang dibutuhkan untuk proses produksi karena dengan MRP perusahaan dapat
mengefisiensikan gudang dan sekaligus mencegah kemungkinan kehabisan bahan
material atau suatu sistem penjadwalan kebutuhan bahan baku berdasarkan tahap
waktu untuk operasi produksi.
Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1.
Meminimalkan Persediaan
2.
Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau
pengriman
3.Komitmen yang realistis
4.Meningkatkan efisiensi
3.2.
Saran
Dalam
penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaanya
dan adapun kelemahan-kelemahan dari penulis dalam penulisan makalah ini, baik
itu kurangnya fasilitas yang mendukung seperti buku-buku referensi yang begitu
terbatas dalam menjamin penyelesaian penulisan makalah ini sehingga kritik dan
saran yang bersifat konstruktif baik itu dari bapak dosen maupun dari
rekan-rekan mahasiswa/i sangatlah diharapkan untuk membantu prosses penulisan
lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Herry P.
Chandra cs,2001, Material Requirement Planning
Zulian
Yamit, Drs. Msi, Manajemen Persediaan, Penerbit Ekonesia Kampus Fakultas
Ekonomi UII Yogyakarta.
Eddy
Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Penerbit PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta, 1999.
http://sistemmanufaktur.blogspot.com/